Di Sidoarjo (dikutip dari http://hurek.blogspot.com/2007/03/dewi-sekardadu-dan-nyadran-sidoarjo.html)
Singkat cerita, kata Durohman, jasad Dewi Sekardadu dan peti pembawa Raden Paku harus berpisah. Dewi Sekardadu dibawa ke arah Sidoarjo, sementara peti berisi bayi Raden Paku nyasar ke Gresik.
Kebetulan, pada 1365 itu, ada nelayan Balongdowo [Sidoarjo] tengah mencari kerang di perairan Selat Madura. Kaget sekali mereka melihat jasad perempuan cantik yang digotong ramai-ramai oleh ikan keting. Jasad itu terdampar di pantai, dan dikebumikan secara terhormat oleh warga. Tempat itu akhirnya dinamakan KETINGAN alias KEPETINGAN.
"Jadi, Ibu Dewi Sekardadu itu, ya, dikubur di sini. Di tempat kita duduk sekarang," ujar Durohman kepada saya. Beliau adalah Abdul Rohim alias Pak Durohim, penjaga makam Dewi Sekardadu di Kepetingan.
Berdasarkan kisah turun-temurun, yang sangat ia kuasai, Durohim hakul yakin putri Raja Blambangan, Prabu Minak Sembuyu, ini hanyut di laut dan digotong oleh ikan keting [asal mula nama Dusun Ketingan atau Kepetingan] dan dimakamkan di sana. Kenapa makam Dewi Sekardadu ada di Kepetingan dan Gresik? Durohim punya pendapat. Suatu ketika, tahunnya tidak jelas, kerabat dan para santri Raden Paku alias Sunan Giri mengetahui bahwa jenazah Dewi Sekardadu, ibunda Sunan Giri, dimakamkan di Kepetingan. Mereka pun datang untuk mengambil jasad itu.
"Tapi tidak diambil fisiknya. Mereka pakai cara gaib. Jadi, yang dibawa ke Gresik itu sukmanya. Jasadnya tetap di Ketingan. Kalau mereka bilang makam Dewi Sekardadu di Gresik, ya, bisa benar. Di sini juga benar. Saya ini kan keturunan orang Gresik juga, jadi tahu persis ceritanya," ujar Durohim dalam bahasa Jawa halus, yang diterjemahkan Haji Waras, ketua komunitas nelayan Bluru Kidul, Sidoarjo.
Di Lamongan (dikutip dari artikel milik aflahulabidin2@gmail.com yang dimuat di http://surabaya.tribunnews.com/2014/02/18/menelusuri-makam-ibu-sunan-giri)
Menurut dongeng yang diceritakan Yasak si juru kunci makan, Dewi Sekardadu—ibu Sunan Giri—dimakamkan di Lamongan, tepatnya di Desa Gondang, Sugio setelah meninggal dalam pencarian suaminya. Sebelumnya, ia telah melewati perjalanan panjang dari Kerajaan Blambangan melewati daerah yang sekarang menjadi Kabupaten Gresik dan Kota Lamongan.
Di tempat ia di makamkan, Dewi Sekardadu dijuluki Mbok Rondo Gondang, artinya Ibu Janda yang terusir. Konon, masih menurut cerita Yasak, nama Desa Gondang diambil dari julukan Dewi Sekardadu ini.
Di makam Dewi Sekardadu di Lamongan, pada hari-hari biasa terlihat cukup sepi. Jika sedang tidak ada pengunjung, yang menonjol hanya bangunan bercat putih dengan lantai keramik putih. Luas bangunannya sekitar 64 meter persegi, berada di tengah-tengah tanah yang dikelilingi pagar bata.
Konon, Dewi Sekardadu dikuburkan bersama dengan gamelannya, dua piring guritan, dan sebuah tombak. Ini merupakan salah satu wasiatnya sebelum meninggal. Wasiat lainnya,menurut kepercayaan warga setempat,Dewi Sekardadu meminta bagi siapa saja yang ingin berbalas budi terhadap dirinya, cukup menyiratkan tanah di atas makam.
NAMUN, KAMI TETAP MEMPERCAYAI BAHWA MAKAM IBUNDA SUNAN GIRI BERADA DI WILAYAH GRESIK, TEPATNYA DI DAERAH GUNUNG ANYAR, NGARGOSARI, KEBOMAS. Selain berdasarkan para Ahli Sejarah, keberadaan Sunan Giri (di Gresik) juga menjadi faktor utamanya. Wallahu A'lam.